Kamis, 25 Maret 2010

DUA REMBULAN MEMATRI BIRU MALAM (duo: Ira Ginda dan Joezefhina Zejingga)

lihatlah sayang...
aku tetap menantimu dengan pijaran lilin dalam lorong sunyi sepi, hanya sesekali lamatlamat singgah nyayian makhluk malam bersajak rindu akan hangat rembulan, roncean buket aksara yang kau kirim tlah tiba dihantar oleh desahan nafas bayu menanti gemintang yang setia menyemai langit pekat malam...

tapi kini siluet berkerudung pekat memuram
mahkotamu tertutup kiswah oleh kerapuhan rasa akanku...
sesaat hadir sebayang kepingan wajahmu melipurku

sayang tataplah jiwaku...!!
telisiklah sebutir atom mata batinku...dan katakan atas tanyaku..!!

"apakah kau lihat bara lentera sekuat itu..??
akankah kau tepis selalu...??"


jangan bilang benci jika dilema dekapmu
peluk dan kecupku kan membirukan gamangmu
mata hatiku membatik jiwa rapuhmu
mata penaku mematri setia rasamu


~ IG ~




sayang...
ambillah bila itu inginmu, tiada guna kumuramkan diri bila hanya terpantri rindu sepihak untuk apa lamat dinanti sedangkan waktu terus bergulir tanpa kompromi, terserah kini apa laku pada ujarmu yang lalu, peduli apa gamangku meraba pada semu...

ku sibak tabir muramku ada sosok membayang setengah jiwa
ku kepak kan lagi sayap bila belenggu cintamu mematuk dadaku

sayang...
dua rembulan membisu kan rasa hatiku dan mu
pekat malam membutakan jejakku tuk kembali pulang

kini...
ku tetap sendiri menyepi menenang seraya melukis pautan asa ku pada mu

kini...
masih setia ku rendakan kata kalimat membait
luapan jiwa antara ku dan kau...



~ JZ ~



tertitip pada sinar surya kecup hangatku Angin...Ginda...Jingga
[angin menguatkan rona senja]
kala senja merenta kan uzur



astana maya pada

23 januari 2010
~IG & JZ~