matahari, maaf..aku menjauhimu, menjinjing sebelah jantung yang tak lagi utuh, ceceran darahnya hitam melegam, menggenggam belahan jiwa titisan wajahmu, melanglang terbang bebas bersayap bidari agar bayangku tak pernah lagi kau temukan.
...dan amatilah, kala malam mulai kelam yang gigilnya sunyi justru aku datang, nyata senyata mimpi terburukmu untuk membangkitkan peluh ngilu dari lelap pulas tidur panjangmu....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar