
adalah aku yang menyesali rindu
saat kau terlalu acuh menghitung ragu
"Denting gitarmu tak semerdu dulu...sayang"
itu kata beku
akupun mulai menjahit detak diatas telapak tanganmu
dari tubuhmu yang tak lagi merah berdaging
hingga lekatpun darah kita makin mengering
terkadang sesekali pukau kita meruncing
atau bahkan menjadi puingpuing
"Senarku kepayahan sayang..kan kuganti nanti"
katamu coba mengalihkan alibi
lalu kau mengisi selongsongan peluru rindu dengan sajak basi
kau tepat tembak ke arahku, nyalakpun bergunjing miring mendesing
...dan ku lihat...
aah...ternyata bukan aku dan bukan kita
tapi dia
jantungnya tlah bersimbah darah
dustapun mulai mengeja
baraku mulai mereda
karena kau dan aku sama
lupa kapan rindu terakhir meraba
--------------------------
aku cecapi sisa peluh dipucukpucuk cemara
kala jejakmu kian gigil berjingkit tertiup bayu
kau menjauh, aroma tubuhpun lenyap tak mengerling
adalah aku meratap
terpasung letih sima reranting
menata keping di sudut hening
dan kau membendung
gulung sesak rindu membatu
pada sang bening tanpa melengking
ruang bisu
IG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar