banyak deru tertata
di atas roda kemajuan
di bawah kaum pinggiran
di tengah dera himpitan
dengan kukukuku macan
mengoyak pemerataan
menindih kemanusiaan
solekanmu tebal dengan
topengtopeng gemerlapan
gincumu memerah serupa
darah segar penindasan
oknumoknum penertiban
ada ongkos mahal yang terbiarkan
dengan tumpukan dakidaki moral
hingga si tole dan genduk
hanya tunduk dan manggutmangut
di pojokan etalaseetalase menunggu
tuan nyonya membayar belas kasihan
duuh mbah
susurmu habis ya..
toko mereka tutup di pasar
yang kemaren dibakar
duuh mbah
kembang setamanmu tiada
pedagang asongan tergusur
malmal dan temboktembok tiran
duuh mbah
lapangan tempat bermain bola
jadi bagus tak kena hujan
tapi lupa gimana riuhnya
main jungkatjungkit di taman
duuh mbah
miris kalo musim hujan dan angin topan
rumah tepi kali habis jadi sungai dangkal
juga abrasi pantai mulai tampar kewaspadaan
tak apa mbah
kami biasa dengan keputusan
berbayar pekerjaan rumah tuantuan
yang tak pernah tamat dari buku agenda
hingga dunia melupakan kapan kami ada
selamat ulang tahun mbah..
ngupi dulu kata mbah surip
IG Kembara
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar